Thursday 3 April 2014

The Raid 2 : Berandal

    The Raid 2



 Setelah sekian lama menunggu film yang paling gw tunggu - tunggu di tahun ini akhirnya dirilis pada tanggal 28 maret kemarin , apalagi kalau bukan The Raid 2 . Sebelum gw masuk ke review mungkin gw ingatkan sedikit kalau review dari gw kali ini mengandung spoiler , buat gw sulit untuk mendeskripsikan fim ini dari sudut pandang gw tanpa spoiler , so buat yang belum nonton bisa baca review gw setelah nonton filmnya di bioskop .

   Saat dirilisnya film ini , yang ada dikepala gw adalah kapan waktu yang tepat untuk menonton film ini , apakah beberapa hari setelah dirilis atau hari ini juga . Simplenya ekspektasi gw sangat tinggi untuk film ini , kekecewaan bukan hal yang ingin gw dapatkan saat menonton film yang sudah saya tunggu - tunggu ini . Tapi ketidak sabaran gw mendorong gw untuk menonton The Raid pada hari pertama dirilis . Gw sedikit menurunkan ekspektasi gw setelah melihat beberapa review dari luar negeri , lalu gw tinggalkan pikiran yang penuh logika di depan pintu bioskop , Saat gw duduk berarti gw sudah siap dengan apapun yang dipersembahkan oleh sang sutradara Gareth Evans , so here we go .



   Dari awal film kita sudah dimanjakan dengan sinematografi yang berkualitas , adegan pembuka film langsung memulai benang merah dari film sebelumnya dan dorr !! gw seperti diperingatkan kalau film ini akan mengumbar banyak darah , but yeah , itu yang gw cari dari film seperti ini. Setengah film gw diajak mengikuti sebuah cerita dan pengenalan karakter yang cukup kompleks , dan dialog antar karakter yang menunjukkan bahwa gareth bisa mengembangkan karakter dalam film yang dia sutradarai . Gw sangat menyukai infernal affairs , jadi secara tidak langsung gw sedikit lebih mudah mengenal kemana plot film ini akan dibawa . Mudahnya , film ini bercerita tentang 2 geng besar yang telah berdamai alias tidak ada pertumpahan darah lagi diantara 2 geng ini selama 10 tahun , dan diantara 2 geng ini , ada satu orang yang merangkak naik keatas dan berpotensi bisa menghancurkan 2 geng yang telah berkuasa sejak lama.



    Ambisius adalah kata yang tepat tentunya untuk mendeskripsikan seorang Bejo dan Uco . Bejo adalah dari orang yang tidak punya apa - apa bisa membangun dinastinya yang sedikit lagi bisa mencapai apa yang telah dicapai oleh ayahnya Uco yaitu Bangun . Sedangkan Rama terpaksa berada ditengah - tengah 3 kekuatan besar ini , antara tuntutan pekerjaan , balas dendam atau melindungi keluarganya sendiri . Dengan mendapat kepercayaan Uco , Rama sedikit demi sedikit naik untuk mendapatkan perannya dan berjuang sendiri . Setelah membangun plot yang cukup rumit dan pintar , Gareth lalu membawa gw ke sebuah adegan action non stop dan penuh darah , setelah cukup lama menunggu akhirnya gw bisa mengeluarkan pop corn gw dan menikmati adegan demi adegan yang cepat dan terkoreografi dengan sangat indah .

    Villain bermunculan seperti Hammer Girl , Baseball Bat Man , The Assasin seperti sebuah peringatan kalau mulai saat ini bagian yang gw tunggu akan dimulai . Dan yap , mulai dari kemunculan mereka bertiga hingga pertarungan akhir , gw sama sekali tidak dikecewakan sedikitpun . Adegan action mulai dari satu melawan lima orang , dengan berbagai macam senjata mulai dari palu hinggga senjata mesin , satu lawan satu dengan tangan kosong , adegan kejar - kejaran di mobil , pertarungan di ruangan sempit , apalagi yang harus gw minta ? semuanya sudah cukup buat memanjakan gw hingga credit title . Epic !!

     Setelah keluar dari bioskop , semua yang gw tonton tadi benar - benar berbeda dari film The Raid yang pertama , porsi drama yang cukup lama sebenarnya cukup mengganggu gw pada awalnya , tapi untuk membangun sebuah konflik yang cukup besar memang diperlukan beberapa adegan yang menjadi pemicu yang cukup tajam agar semuanya bisa tersambung dengan baik pada tiap adegan . Gareth melakukan pekerjaannya sebagai director dan editor dengan sangat sangat baik , tapi untuk bagian penulisan terdapat beberapa hal yang mungkin harus dibenahi , mungkin dengan semua pekerjaan penting yang Gareth pikul membuat ada satu hal yang tidak terlalu sempurna , dan kali ini terletak pada writing .

    Buat gw pribadi secara keseluruhan film ini merupakan film action terbaik melebihi film pertamanya , dan itu gak perlu diragukan lagi. Semuanya sudah cukup untuk membuat gw puas dan terkesima saat menonton film ini , dan sekali lagi tolong tinggalkan logika kamu di depan pintu bioskop agar benar - benar bisa menikmati film ini . Ini adalah sebuah film , sebuah hiburan , sebuah karya , Bila kamu tidak terhibur itu hanya masalah selera , bila kamu tidak menikmati karena banyak hal yang janggal , mungkin kamu lupa ini semua cuma film . Seperti kenapa ada salju di Indonesia ? gw gak mendengar dari awal film kalau disini disebut ini di Indonesia . Mungkin pertanyaan sama seperti saat menonton 47 Ronin , kenapa semua orang jepang fasih berbahasa inggris di jaman seperti itu ? Just enjoy this amazing movie like i do . Cheers Guys !! 
Previous Post
Next Post
Related Posts

0 comments: